Kesulitan belajar adalah istilah untuk sekelompok besar gangguan neurologis yang disebabkan oleh defisit pada sistem saraf pusat yang mempengaruhi kemampuan individu untuk secara efisien memelihara, memproses atau menyampaikan informasi kepada orang lain.
Gambar diambil dari Google Image |
Definisi umum kesulitan belajar yang ada pada saat ini berfokus pada keterampilan akademis yang kurang seperti kemampuan yang tidak sempurna untuk, berpikir, berbicara, menulis, mengeja, atau melakukan perhitungan matematik (Sharfi & Rosenblum, 2015; Wilson, Andrewes, Struthers, Rowe, Bogdanovic & Waldie (2015) ; Cortiella & Horowitz, 2014).
1. Disleksia
Disleksia mengacu pada anak-anak yang memiliki kesulitan dalam menguasai hubungan antara pola ejaan kata-kata dan pengucapannya. Anak-anak ini biasanya membaca dengan suara keras secara tidak akurat dan perlahan, dan mengalami masalah tambahan dengan ejaan.
Disleksia nampaknya muncul terutama dari kelemahan dalam keterampilan fonologis (speech sound). Bentuk lain dari kesulitan membaca adalah membaca gangguan pemahaman. Anak-anak ini membaca dengan lantang dengan akurat dan lancar, namun sulit memahami apa yang telah mereka baca.
Anak-anak ini hadir dengan kesulitan akademis seperti membaca dengan perlahan dan tidak benar, melewatkan jalur baris sambil membaca dengan suara keras, membuat kesalahan ejaan yang berulang, tulisan tangan yang tidak rapi/ tidak terbaca dengan urutan yang buruk, dan ketidakmampuan untuk melakukan penambahan dan pengurangan yang sederhana sekalipun (Karande, 2008).
1. Disleksia
Disleksia mengacu pada anak-anak yang memiliki kesulitan dalam menguasai hubungan antara pola ejaan kata-kata dan pengucapannya. Anak-anak ini biasanya membaca dengan suara keras secara tidak akurat dan perlahan, dan mengalami masalah tambahan dengan ejaan.
Kelemahan pemahaman baca tampaknya muncul dari kelemahan dalam berbagai keterampilan bahasa lisan termasuk pengetahuan kosa kata yang buruk, keterampilan gramatikal yang lemah dan kesulitan dalam pemahaman bahasa lisan (Snowling & Hulme, 2012).
Cortiella & Horowitz (2014) menyebutkan karakteristik umum disleksia meliputi;
2. Diskalkulia
Diskakulia adalah istilah yang terkait dengan kesuliatan belajar spesifik dalam matematika (Cortiella & Horowitz, 2014). Adapaun karakteristik umumnya meliputi;
3. Disgrafia
Disgrafia adalah kelainan neurologis yang mengganggu proses penulisan. Bisa melibatkan kesulitan dengan aspek fisik penulisan (misalnya canggung menggunakan pensil atau buruknya tulisannya), ejaan, atau pemikiran di atas kertas Fuchs, Deshler & Reschly (2004).
- Kesulitan dengan kesadaran fonemik (kemampuan untuk memperhatikan, memikirkan dan bekerja dengan suara individu dalam kata-kata).
- Pemrosesan fonologis (mendeteksi dan membedakan perbedaan fonem atau suara ucapan), dan
- Kesulitan dengan kata decoding, kelancaran membaca, tingkat membaca, intonasi membaca, ejaan, kosakata, pemahaman dan ekspresi dalam mambaca.
2. Diskalkulia
Diskakulia adalah istilah yang terkait dengan kesuliatan belajar spesifik dalam matematika (Cortiella & Horowitz, 2014). Adapaun karakteristik umumnya meliputi;
- Kesulitan dalam menghitung, mempelajari fakta jumlah dan melakukan perhitungan matematika.
- Kesulitan dengan pengukuran, menjelaskan waktu, menghitung uang dan menghitung jumlah kuantitas, dan
- Masalah dengan matematika dasar dan strategi pemecahan masalah.
3. Disgrafia
Disgrafia adalah kelainan neurologis yang mengganggu proses penulisan. Bisa melibatkan kesulitan dengan aspek fisik penulisan (misalnya canggung menggunakan pensil atau buruknya tulisannya), ejaan, atau pemikiran di atas kertas Fuchs, Deshler & Reschly (2004).
Mengganggu keterbacaan dan otomatisitas tulisan tangan dan/ atau ejaan, terlepas dari kemampuan siswa untuk membaca atau memahami dan meskipun memiliki kecerdasan yang memadai (Berninger, Rutberg, Abbott, Garcia, Anderson-Youngstrom, Brooks & Fulton, 2006).
Cortiella & Horowitz (2014) menyebutkan karakteristik umum disgraphia meliputi;
- Pegangan pensil terlalu kuat dan canggung dan posisi tubuh.
- Merasa cepat lelah saat menulis, dan menghindari tugas menulis atau menggambar.
- Kesulitan membentuk bentuk huruf serta jarak antar huruf atau kata yang tidak konsisten.
- Lambat dalam menulis.
- Kesulitan menulis atau menggambar pada garis atau margin,
- Mengatasi masalah pikiran di atas kertas.
- Kesulitan mencatat pikiran yang sudah ditulis
- Kesulitan dengan struktur sintaks dan tata bahasa, dan
- Kesenjangan besar antara gagasan dan pemahaman tertulis ditunjukkan melalui ucapan.
Referensi:
Berninger, V. W.,
Rutberg, J. E., Abbott, R. D., Garcia, N., Anderson-Youngstrom, M., Brooks, A.,
& Fulton, C. (2006). Tier 1 and Tier 2 early intervention for handwriting
and composing. Journal of School Psychology, 44(1),
3-30.
Cortiella, C., &
Horowitz, S. H. (2014). The state of learning disabilities: Facts, trends and
emerging issues. New York: National Center for Learning Disabilities,
2-45.
Fuchs, D., Deshler, D.
D., & Reschly, D. J. (2004). National research center on learning
disabilities: Multimethod studies of identification and classification
issues. Learning Disability Quarterly, 27(4), 189-195.
Sharfi, K., &
Rosenblum, S. (2015). Sensory modulation and sleep quality among adults with
learning disabilities: A quasi-experimental case-control design study. PloS
one, 10(2).
Snowling, M. J., &
Hulme, C. (2012). Annual Research Review: The nature and classification of
reading disorders–a commentary on proposals for DSM‐5. Journal of Child
Psychology and Psychiatry, 53(5), 593-607.
Wilson, A. J., Andrewes,
S. G., Struthers, H., Rowe, V. M., Bogdanovic, R., & Waldie, K. E. (2015).
Dyscalculia and dyslexia in adults: cognitive bases of comorbidity. Learning
and Individual Differences, 37, 118-132.
Post a Comment for "Pengertian Disleksia, Diskalkulia, Disgrafia, Klasifikasi, dan Karakteristiknya"