Empat Pilar Mendidik Anak Shaleh Ala Nabi Ibrahim AS

Anak adalah anugerah terindah dari Allah Swt untuk kita semua, bahkan amanah yang harus dijaga dan ditunaikan haknya dengan baik. 

Empat Pilar Mendidik Anak Shaleh Ala Nabi Ibrahim AS
Sumber gambar: m.dream.co.id
Rasa cinta dan sayang pada mereka juga fitrah yang tertanam dalam sanubari manusia, kecuali ia telah hilang kesadaran dan keimanan dalam dirinya maka mereka pun menjadi buas dan memangsa darah dagingnya sendiri. Termasuk mereka yang menyia-akan hak anak, terutama hak untuk dididik dengan baik dalam koridor syariat.

Untuk itu, anak juga dapat berubah menjadi fitnah bagi orang tuanya jika lalai dalam mendidiknya. Ibarat kertas putih yang dapat terwarnai dengan apapun warna yang melekat. 

Kesibukan selalu menjadi alasan orang tua melupakan kewajibannya pada buah hati. Karena yang diutamakan adalah fisik anak semata, melupakan bahwa anak tidak sekedar fisik tetapi juga ruh dan akal. Maka tidak heran jika kemudian sang anak terbentuk dalam suasana materialistik semata, segalanya serba materi. Apakah ini yang namanya manusia seutuhnya?

Bagaimana mendidik anak yang benar? Nabi Ibrahim as. telah memberikan qudwah terbaik yang pantas dan patut diikuti oleh orang tua hari ini. Empat pilar mendidik anak shaleh ala Nabi Ibrahim, yaitu:

1. Visi : melahirkan anak yang shaleh.

Kehadiran anak dalam rumah, bukan sebagai pelengkap. Tetapi rumah menjadi tempat mencetak anak yang shalih. Walaupun sudah memasuki usia senja belum memiliki anak, Nabi Ibrahim tetap berdoa:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

“Wahai Rabbku, berilah aku keturanan yang shalih.” (QS. Al Qashshash: 110)

2. Misi : Memastikan anak anaknya mengamalkan islam secara kaffah.

Dalam rangka mewujudkan visi di atas, Nabi Ibrahim sangat giat mengikuti perkembangan anak-anaknya, untuk senantiasa hidup secara islami. Banyak hari ini yang mendambakan anak shaleh, tapi dengan pola pendidikan sekuler dan liberal.

وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ (132)

"Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. 'Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Al-Baqarah: 132)

3. Kurikulum : Tilawah ayat allah, penyucian jiwa, dan taklim (pengajaran)

Saat tidak memahami hakikat manusia, maka salah pula dalam mendidiknya. Maka tidak heran, saat ada kebaikan yang menjadi penghalang utama adalah manusia yang mengaku berpendidikan. Buah dari salah didik.

Untuk itu, Allah yg mengajarkan pola dan tahapan pendidikan untuk manusia, melalui lisan Nabi Ibrahim:

رَبَّنَا وَٱبْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُواْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

”Wahai Tuhanku, utuskanlah kepada mereka seorang Rasul yang membawakan ayat-ayatMu dan mengajarkan kepada mereka al Kitab dan al Hikmah, serta mensucikan mereka (dari segala sesuatu yang tercela). Karena sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana”(QS. Al Baqarah: 129).

Ayat-ayat Allah (Alquran) harus menjadi pondasi utama dalam pendidikan agar dapat menyucikan jiwa setiap peserta didik, karena ilmu yang baik tidak akan masuk dalam jiwa yang kotor.

4. Lingkungan pendidikan: pilih tempat yg baik dan produktif untuk membentuk karakter.

Lingkungan adalah salah satu faktor utama yang membentuk karakter dan pola pikir anak. Mereka akan belajar dari apa yang dilihat dan dirasa. Lingkungan yang shaleh akan membiasakan jiwa anak dengan kebaikan, dan sebaliknya lingkungan yang buruk akan menanamkan keburukan dalam jiwa anak. Ingat, jiwa manusia sangat tergantung dengan kebiasaan yang biasa dilakukan.

Pentingnya lingkungan yg shaleh dalam membentuk karakter anak, Nabi Ibrahim menyampaikan dalam doa:

رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS. Ibrahim: 37)

Keterangan:

Parenting Day untuk Orang Tua/Wali Santri Ma'had Ta'limul Quran (MATAQU) Lhokseumawe.

Orang tua yang hebat rela berkorban agar anak-anaknya didik dengan ayat- ayat Allah ditangan orang-orang yang selalu menyucikan hatinya.

Terus berkiprah MATAQU, tantangan ke depan jauh lebih berat. Tapi yakin, jika kamu menolong agama Allah, Allah pun akan sentiasa menjagamu.

Post a Comment for "Empat Pilar Mendidik Anak Shaleh Ala Nabi Ibrahim AS"