Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang diterapkan di Indonesia sejak tahun 2013 hingga sekarang. Kurikulum ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional dengan mengembangkan kompetensi siswa secara holistik, meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. 

Perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka pdf Tabel perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka Perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka ppt Persamaan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka Perbedaan penilaian kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka Perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya Perbedaan ktsp dan k13 Perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum 2013 revisi

Kurikulum 2013 mengacu pada standar kompetensi lulusan (SKL) yang ditetapkan oleh pemerintah dan disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi daerah.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum baru yang akan diterapkan di Indonesia mulai tahun 2023. Kurikulum ini merupakan bagian dari program Merdeka Belajar yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada tahun 2019. 

Kurikulum ini bertujuan untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada siswa, guru, sekolah, dan daerah dalam menentukan isi, proses, dan penilaian pembelajaran. Kurikulum Merdeka mengacu pada kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) yang menggambarkan tingkat kompetensi lulusan berdasarkan kualifikasi akademik dan profesional.

Berikut adalah beberapa perbedaan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka:

1. Struktur Kurikulum

Kurikulum 2013 memiliki struktur kurikulum yang terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan yang ditetapkan secara nasional. Mata pelajaran wajib meliputi kelompok A (agama dan moral), kelompok B (kewarganegaraan dan pribadi), kelompok C (ilmu pengetahuan dan teknologi), dan kelompok D (seni, budaya, dan olahraga).

Mata pelajaran pilihan meliputi muatan lokal dan lintas minat. Kurikulum Merdeka memiliki struktur kurikulum yang terdiri dari mata pelajaran inti dan pengembangan diri yang ditetapkan secara fleksibel. Mata pelajaran inti meliputi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, IPA/IPS, PPKn, agama, seni budaya, dan olahraga. Mata pelajaran pengembangan diri meliputi minat bakat, kewirausahaan, literasi digital, bahasa asing lainnya, atau mata pelajaran lain sesuai kebutuhan dan potensi siswa.

2. Beban Belajar

Kurikulum 2013 memiliki beban belajar yang cukup tinggi bagi siswa. Siswa harus mempelajari sekitar 14-16 mata pelajaran per minggu dengan alokasi waktu 34-38 jam per minggu. Kurikulum Merdeka memiliki beban belajar yang lebih ringan bagi siswa. Siswa hanya harus mempelajari sekitar 8-10 mata pelajaran per minggu dengan alokasi waktu 24-28 jam per minggu.

3. Metode Pembelajaran

Kurikulum 2013 menerapkan metode pembelajaran yang berorientasi pada hasil belajar siswa. Guru harus merencanakan pembelajaran dengan menggunakan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan standar proses pendidikan. 

Guru juga harus melakukan penilaian autentik yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Kurikulum Merdeka menerapkan metode pembelajaran yang berorientasi pada proses belajar siswa. 

Guru diberikan kebebasan untuk merancang pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar yang relevan dengan kebutuhan dan potensi siswa. Guru juga diberikan fleksibilitas untuk melakukan penilaian formatif dan sumatif yang sesuai dengan tingkat kompetensi siswa.

4. Peran Siswa dan Guru

Kurikulum 2013 menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang aktif dan guru sebagai fasilitator belajar yang profesional. Siswa diharapkan dapat mengembangkan kompetensi secara mandiri dengan bantuan guru. 

Guru berperan sebagai pengarah, motivator, dan fasilitator yang membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru juga harus mampu menyesuaikan metode dan strategi pembelajaran dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.

5. Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 

Kurikulum 2013 juga mengacu pada visi Indonesia 2045 yang ingin menciptakan generasi emas yang unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan olahraga.

6. Prinsip Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 didasarkan pada beberapa prinsip dasar, yaitu:
  • Prinsip relevansi. Kurikulum 2013 harus relevan dengan kebutuhan dan tantangan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Prinsip konsistensi. Kurikulum 2013 harus konsisten dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan satuan pendidikan.
  • Prinsip fleksibilitas. Kurikulum 2013 harus fleksibel untuk memberikan ruang bagi kreativitas dan inovasi siswa dan guru serta memperhatikan keberagaman potensi, minat, bakat, lingkungan, dan budaya lokal.
  • Prinsip kesinambungan. Kurikulum 2013 harus menyediakan kesinambungan antara jenjang pendidikan sebelumnya dan sesudahnya serta antara mata pelajaran yang saling terkait.
  • Prinsip efektivitas. Kurikulum 2013 harus efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal.
7. Komponen Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu:
  • Standar kompetensi lulusan (SKL). SKL merupakan kriteria minimal kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah menyelesaikan suatu jenjang atau program pendidikan.
  • Struktur kurikulum. Struktur kurikulum merupakan susunan mata pelajaran atau program kegiatan yang harus diikuti oleh siswa dalam suatu jenjang atau program pendidikan.
  • Muatan kurikulum. Muatan kurikulum merupakan isi pembelajaran yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang harus dikuasai oleh siswa dalam suatu mata pelajaran atau program kegiatan.
  • Kalender pendidikan. Kalender pendidikan merupakan penjadwalan waktu pembelajaran yang mencakup jumlah hari efektif belajar, jumlah jam pelajaran per minggu, alokasi waktu per mata pelajaran atau program kegiatan, serta waktu libur dan kegiatan khusus.
  • Penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi tentang pencapaian kompetensi siswa dalam suatu mata pelajaran atau program kegiatan.
8. Karakteristik kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik khas, yaitu:
  • Berorientasi pada kompetensi. Kurikulum 2013 menekankan pada pencapaian kompetensi siswa yang meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan).
  • Berbasis pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan minat siswa serta lingkungan sosial budaya. Kurikulum 2013 mengutamakan pengembangan potensi siswa secara holistik dan integratif melalui pendekatan saintifik, tematik, dan menekankan pada keterampilan abad 21.
Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan lebih lanjut tentang karakteristik dan tujuan kurikulum 2013, serta tantangan dan peluang yang dihadapi oleh guru dan sekolah dalam mengimplementasikannya.


Karakteristik Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari kurikulum sebelumnya, yaitu:

1. Kurikulum 2013 Berorientasi pada Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai dalam situasi nyata. Kompetensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kompetensi sikap (KI-1), kompetensi pengetahuan (KI-2), dan kompetensi keterampilan (KI-3 dan KI-4). 

Kompetensi sikap mencakup aspek spiritual dan sosial yang berkaitan dengan nilai-nilai agama, moral, etika, budaya, dan kewarganegaraan. Kompetensi pengetahuan mencakup aspek kognitif yang berkaitan dengan pemahaman konsep, prinsip, teori, dan fakta dari berbagai mata pelajaran. 

Kompetensi keterampilan mencakup aspek psikomotorik yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis, kreatif, inovatif, kolaboratif, komunikatif, dan mandiri dalam menyelesaikan masalah.

2. Kurikulum 2013 Menggunakan Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah cara belajar yang mengajak siswa untuk melakukan observasi, pertanyaan, eksperimen, asosiasi, dan komunikasi terhadap fenomena alam dan sosial. 

Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah dan literasi sains siswa. Pada setiap mata pelajaran, guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang melibatkan lima langkah pendekatan saintifik tersebut.

3. Kurikulum 2013 Menggunakan Pendekatan Tematik

Pendekatan tematik adalah cara belajar yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran dalam satu tema tertentu. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan relevan bagi siswa. 

Pada jenjang SD/MI, kurikulum 2013 menerapkan pendekatan tematik terpadu untuk semua mata pelajaran. Pada jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, kurikulum 2013 menerapkan pendekatan tematik terintegrasi untuk beberapa mata pelajaran tertentu.

4. Kurikulum 2013 Menekankan pada Keterampilan Abad 21

Keterampilan abad 21 adalah keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa untuk dapat bersaing di era globalisasi dan digitalisasi. 

Keterampilan ini meliputi empat pilar utama, yaitu learning and innovation skills (keterampilan belajar dan berinovasi), information and communication technology skills (keterampilan teknologi informasi dan komunikasi), life and career skills (keterampilan hidup dan karier), dan media and information literacy skills (keterampilan literasi media dan informasi). Kurikulum 2013 mengintegrasikan keterampilan abad 21 dalam setiap kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa.



Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memiliki tujuan utama untuk membentuk peserta didik yang berkarakter Indonesia unggul. Karakter Indonesia unggul adalah karakter yang memiliki nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang dijiwai oleh Pancasila dan UUD 1945. Karakter ini mencerminkan identitas nasional yang berlandaskan gotong royong, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Kurikulum 2013 mengembangkan kompetensi peserta didik secara holistik dan integratif. Kompetensi yang dikembangkan meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum 2013 juga menekankan pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) yang melibatkan partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.

Salah satu ciri khas Kurikulum 2013 adalah penggunaan pendekatan tematik-integratif dalam pembelajaran. Pendekatan ini bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam satu tema yang relevan dengan kehidupan nyata peserta didik. Dengan demikian, peserta didik dapat memahami konsep-konsep secara utuh dan mendalam, serta menerapkannya dalam berbagai konteks.

Selain itu, Kurikulum 2013 juga mengadopsi konsep literasi dan numerasi sebagai dasar pembelajaran. Literasi adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, menilai, merefleksikan, dan terlibat dengan teks tertulis dan lisan untuk mencapai tujuan pribadi dan sosial. Numerasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan matematika dan keterampilan berpikir untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Literasi dan numerasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dinamis dan responsif terhadap perkembangan zaman. Kurikulum ini terus mengalami perbaikan dan penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan dan tantangan masa depan. Oleh karena itu, Kurikulum 2013 memerlukan komitmen dan dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, baik pemerintah, guru, orang tua, maupun masyarakat.



Kurikulum Merdeka: Apa itu dan Bagaimana Cara Menerapkannya?

Kurikulum Merdeka adalah salah satu inisiatif Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memberikan keleluasaan kepada pendidik dan peserta didik dalam menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar mereka. 

Kurikulum Merdeka berfokus pada materi esensial, pengembangan soft skills dan karakter, serta pembelajaran yang fleksibel dan berbasis projek. Kurikulum Merdeka juga bertujuan untuk mengasah minat dan bakat peserta didik sejak dini dengan mengembangkan profil pelajar Pancasila.

Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan secara rinci tentang Kurikulum Merdeka, mulai dari karakteristik, alur, hingga cara menerapkannya di satuan pendidikan.


Karakteristik Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka memiliki empat karakteristik utama, yaitu:

1. Pengembangan Soft Skills dan Karakter

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya mengembangkan keterampilan abad 21 dan karakter peserta didik melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila. 

Projek ini merupakan kegiatan kokurikuler yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan, serta menguatkan pengembangan enam dimensi profil pelajar Pancasila, yaitu: beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; berakhlak mulia; berwawasan kebangsaan; cinta tanah air; mandiri; dan gotong royong. 

Peserta didik juga dapat memilih tema-tema atau isu penting yang sesuai dengan minat dan perkembangan mereka, seperti gaya hidup berkelanjutan, toleransi, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi. Peserta didik kemudian melakukan aksi nyata sebagai respon terhadap isu-isu tersebut.

2. Fokus pada Materi Esensial

Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi peserta didik untuk mendalami materi esensial yang relevan dan mendukung pencapaian kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. 

Materi esensial adalah materi yang paling penting untuk dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangan mereka. 

Materi esensial juga dapat disesuaikan dengan konteks dan muatan lokal satuan pendidikan. Dengan fokus pada materi esensial, peserta didik dapat memiliki waktu yang cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran.

3. Pembelajaran yang Fleksibel

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik. 

Pendidik dapat memilih berbagai perangkat ajar yang tersedia di Platform Merdeka Mengajar atau membuat perangkat ajar sendiri. 

Pendidik juga dapat melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal satuan pendidikan. Pembelajaran yang fleksibel ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran.

4. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan salah satu ciri khas Kurikulum Merdeka yang bertujuan untuk mengembangkan soft skills dan karakter peserta didik melalui kegiatan kokurikuler yang berbasis projek. 

Projek ini tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran. Peserta didik dapat memilih tema-tema atau isu penting yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, serta relevan dengan nilai-nilai Pancasila.


Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan lebih lanjut tentang konsep, manfaat, dan contoh projek penguatan profil pelajar Pancasila. Saya juga akan memberikan beberapa tips untuk mempersiapkan dan melaksanakan projek ini dengan efektif dan kreatif.


Konsep Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah sebuah kegiatan belajar yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok oleh peserta didik di luar jam pelajaran. Projek ini dapat berupa penelitian, pengabdian masyarakat, karya seni, kewirausahaan, atau aktivitas lain yang menunjukkan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Projek ini memiliki beberapa karakteristik utama, yaitu:

1. Berbasis Projek

Peserta didik harus merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi projek mereka secara sistematis dan terstruktur. Mereka juga harus menyusun laporan atau portofolio yang mendokumentasikan proses dan hasil projek mereka.

2. Berbasis Minat dan Bakat 

Peserta didik dapat memilih tema atau isu yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, serta memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Mereka juga dapat menentukan metode, media, dan sumber belajar yang mereka gunakan dalam projek mereka.

3. Berbasis Nilai-nilai Pancasila

Peserta didik harus menunjukkan bagaimana projek mereka berkontribusi untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 

Mereka juga harus merefleksikan bagaimana projek mereka membantu mereka mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan Pancasila.


Manfaat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memiliki banyak manfaat bagi peserta didik, di antaranya:

1. Meningkatkan Soft skills dan Karakter

Peserta didik dapat mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, kreativitas, kritisisme, inisiatif, tanggung jawab, adaptabilitas, dan lain-lain melalui projek ini. 

Mereka juga dapat membentuk karakter yang jujur, disiplin, mandiri, toleran, demokratis, nasionalis, dan lain-lain melalui penerapan nilai-nilai Pancasila.

2. Meningkatkan Motivasi Belajar

Peserta didik dapat merasa lebih tertarik dan antusias dalam belajar karena projek ini sesuai dengan minat dan bakat mereka. Mereka juga dapat merasa lebih percaya diri dan bangga dengan hasil projek mereka.

3. Meningkatkan Keterlibatan Sosial

Peserta didik dapat berinteraksi dengan berbagai pihak yang terkait dengan projek mereka, seperti guru, teman sebaya, orang tua, masyarakat sekitar, pakar, atau lembaga terkait. Mereka juga dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sosial melalui projek mereka.


Contoh Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Berikut adalah beberapa contoh projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dijadikan inspirasi:

1. Penelitian tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat di sekitar sekolah. 

Projek ini dapat menunjukkan nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, kemanusiaan, dan keadilan sosial. Pelajar dapat melakukan survei online atau wawancara langsung dengan warga yang terdampak pandemi, baik secara ekonomi maupun psikologis. 

Pelajar juga dapat memberikan rekomendasi atau solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis, poster, video, atau podcast

2. Kegiatan sosial kemasyarakatan yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan anak-anak.

Projek ini dapat menunjukkan nilai-nilai Pancasila seperti persatuan Indonesia, demokrasi, dan keadilan gender. Pelajar dapat bekerja sama dengan organisasi sosial yang bergerak di bidang perempuan dan anak-anak, seperti Yayasan Kartini, Rumah Faye, atau Lentera Sintas. 

Pelajar dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan seperti pelatihan keterampilan, bimbingan belajar, penyuluhan kesehatan reproduksi, atau advokasi hak-hak perempuan dan anak-anak. Hasil kegiatan dapat disajikan dalam bentuk dokumentasi foto, video, artikel, atau infografis.

3. Pembuatan produk kreatif yang mengangkat budaya lokal sebagai identitas bangsa. 

Projek ini dapat menunjukkan nilai-nilai Pancasila seperti kerakyatan, kebhinekaan, dan cinta tanah air. Pelajar dapat memilih salah satu budaya lokal yang ada di Indonesia, seperti batik, wayang, angklung, tari saman, atau kuliner khas. 

Pelajar dapat melakukan riset tentang sejarah, makna, dan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya tersebut. 

Pelajar juga dapat membuat produk kreatif yang mengadaptasi atau menginovasi budaya tersebut, seperti tas batik, kaos wayang, gantungan kunci angklung, masker tari saman, atau resep kuliner fusion. Hasil pembuatan produk dapat disajikan dalam bentuk pameran online, bazar virtual, atau media sosial.


Demikian penjelasan singkat tentang Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Semoga bermanfaat


Silahkan menbaca artikel terkait di bawah ini:

Perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka pdf
Tabel perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka
Perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka ppt
Persamaan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka
Perbedaan penilaian kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka
Perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya
Perbedaan ktsp dan k13
Perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum 2013 revisi

Post a Comment for "Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka"