Mendesain Pembelajaran Berbasis Digital untuk Guru SLB

Tantangan ini cukup berat buat saya, bersama guru untuk siswa Tuna Netra, Tuna Daksa, Tuna Rungu dan Tuna Grahita mendesain pembelajaran berbasis digital. Meski mengajarkan guru yang sama sekali tidak tuna, namun pembelajaran haruslah sesuatu yang bermanfaat bagi peserta didik. Tantangan itulah sangat beragam, digital pula.



Misalnya Tuna Netra, saya harus mencari ide media pembelajaran berbasis audio, salah satunya scratch for music. Tuna rungu, meski gempitanya Kahoot dengan music menantang, tapi tidak terdengar bagi anak-anak, akhirnya media pembelajaran yang interaktif lainnya atau bisa dicetak.

Tuna daksa mungkin relatif bisa memadukan keseimbangan audio dan visual secara digital. Sementara Tuna Grahita harus dipikirkan game digital yang membahagiakan mereka beredukasi untuk mentalitasya.

Tapi terlepas dari itu semua, sesungguhnya mereka adalah calon penghuni surga yang mungkin kondisinya kita sayangkan hari ini, tapi mereka justru menyayangkan kita dengan urusan yang tidak-habis-habis.

Saya malah mendesak guru-guru pelatihan sy ini memiliki akun youtube, menceritakan pengalaman mengajar mereka yang pasti menjadi inspirasi karakter, begitu sabarnya menghadapi dunia lain. Sesuatu yang tidak kami peroleh di sekolah yang "normal-normal" saja.

Semoga jika pengetahuan ini bisa membahagiakan peserta didik istimewa ini menjadi amalan bagi kita semua.

Ditulis oleh:
Khairuddin, S.Pd., M.Pd, Guru SMAN 1 Lhoksukon, Ketua Harian PP JSDI, PP Ikatan Guru Indonesia

Post a Comment for "Mendesain Pembelajaran Berbasis Digital untuk Guru SLB"