Pengertian Anak dengan Hambatan Interaksi Sosial dan Karakteristiknya

Istilah interaksi sosial didefinisikan di sini sebagai peran perilaku verbal dan nonverbal dimana anak-anak mempengaruhi tanggapan orang lain (misalnya, teman sebaya, orang tua, saudara kandung, dan guru) dalam konteks interpersonal.


Pengertian Tunalaras (Hambatan Interaksi Sosial) dan Karakteristiknya.
Gambar diambil dari Google Image

Peran ini bertindak sebagai mekanisme dimana anak-anak mempengaruhi lingkungan mereka dengan memperoleh, menghapus, atau menghindari hasil yang diinginkan dan tidak diinginkan di bidang sosial. 

Interaksi sosial adalah kebutuhan yang sangat penting, karena anak yang melikiki masalah sosial di sekolah akan membawa resiko terhadap kemampuan akademiknya, serta masalah penyesuaian serius saat mereka meninggalkan sekolah (Morgan, Farkas, Tufis, & Sperling, 20080.

Anak yang memiliki ketidakmampuan dalam interaksi sosial akan berakibat terhadap perilaku di kelas, keterampilan interpersonal, penyesuaian peribadi dan psikologis (Kauffman & Landrum, 2009). Akhirnya, anak memiliki kurang kepercayaan untuk bertindak pada pengetahuan mereka dalam situasi sosial, khususnya jika mereka memiliki sejarah penolakan sosial atau kurangnya kesempatan untuk interaksi sosial (Friend & Bursuck, 2013).

Smith (1998) menyebutkan beberapa karakteristik anak dengan hambatan interaksi sosial, yaitu;

  • Bertingkah laku yang kurang diterima secara sosial
  • Kesulitan dalam melakukan hubungan interaksi 
  • Keterampilan sosial yang belum matang 
  • Kesulitan dalam menafsirkan isyarat sosial yang dapat berujung pada penurunan harga diri atau menyebabkan siswa mengalami kesulitan bertemu orang atau bekerja sama dengan orang lain. 
  • Kurang memprediksikan konsekuensi terhadap tingkah laku yang dilakukan 
  • Membuat keputusan yang lemah 
  • Tidak dapat memecahkan masalah sosial 
  • Memperlihatkan konvensi sosial (sopan santun) secara tidak wajar
  • Tidak terlalu member perhatian yang cukup selama melakukan tuas di kelas 
  • Merasa malu yang berlebihan 
  • Penarikan diri 
  • Tidak dapat menentukan ketika orang lain bersungguh-sungguh, menipu atau menyindir. 
  • Tidak diterima atau ditolak oleh yang lain. 
  • Harus diberikan lebih banyak pujian dalam melakukan tingkah laku. 
Referensi

 Friend, M., & Bursuck, W. D. (2013). Including Students with Special Needs: Pearson New International Edition: A Practical Guide for Classroom Teachers. Pearson Higher Ed.
Kauffman, J. M., & Landrum, T. J. (2009). Politics, civil rights, and disproportional identification of students with emotional and behavioral disorders. Exceptionality17(4), 177-188.
Morgan, P. L., Farkas, G., Tufis, P. A., & Sperling, R. A. (2008). Are reading and behavior problems risk factors for each other?. Journal of learning disabilities41(5), 417-436.
Smith, D. D. (1998). Introduction to special education: Teaching in an age of challenge. Allyn & Bacon.

Post a Comment for "Pengertian Anak dengan Hambatan Interaksi Sosial dan Karakteristiknya"