Pengertian Anak dengan Hambatan Emosi Perilaku, Klasifikasi, dan Karakteristiknya.

Anak dengan hambatan emosi dan perilaku memiliki sejumlah karakteristik yang membedakan mereka dari anak lain yang mempunyai kebutuhan khusus (Abaoud & Almalki, 2015).
Hambatan Emosi dan Perilaku
Gambar diambil dari Google Image

Wagner, Kutash, Duchnowski, Epstein & Sumi (2005) menjelaskan bahwa anak dengan hambatan emosi dan perilaku sering mengalami kesulitan itu yang membatasi fungsi yang memadai dalam setting sekolah reguler, seperti;
  • Masalah sosial
  • Kesulitan beradaptasi
  • Kesulitan dalam konsentrasi, dan
  • Kesulitan dalam motivasi.
Hallahan, Kauffman & Pullen (2013). mengatakan bahwa anak dengan hambatan emosi dan tingkah laku mereka akan melakukan sejumlah perlakuan yang agresif seperti;
  • Perilaku yang merusak di kelas
  • Memukul
  • Berkelahi
  • Menggoda
  • Hiperaktif
  • Berteriak
  • Menolak untuk memenuhi permintaan
  • Menangis
  • Merusak, dan
  • Melakukan pemerasan
Dalam hambatan emosi dan perilaku ada dua kategori yaitu Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan Autism Spectrum Disorders (ASD). ADHD dan ASD adalah gangguan perkembangan masa anak-anak yang paling umum (Bush, 2010).

Menurut kriteria DSM-IV-TR American Psychiatric Association (APA) (2000), Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) ditandai oleh masalah seperti aktivitas motorik yang berlebihan, ketidakmampuan untuk mempertahankan perhatian, kesulitan dalam bergiliran, dan mengganggu orang lain karena impulsif.

Selain itu gejala oposisi, membangkang dan penetangan (agresif) sering dikaitkan dengan ADHD (Owens, Richerson, Beilstein, Crane, Murphy & Vancouver (2005), sama seperti kesulitan dalam interaksi sosial dengan teman sekelas dan guru (McConaughy, Volpe, Antshel, Gordon & Eiraldi (2011). 

Autism Spectrum Disorders (ASD) adalah gangguan kualitatif yang meluas di bidang keterampilan dan komunikasi sosial, dan pola perilaku dan minat yang terbatas (APA., 2000).

Selanjutnya, berbagai kesulitan akademis tampak pada anak-anak dengan ASD seperti mengalami masalah dalam mentransisikankan antara tugas dan tugas pengorganisasian, dan kesulitan dengan ekspresi tertulis dan penalaran abstrak (Harrower & Dunlap, 2001). 

Selain itu, masalah perhatian yang dicerminkan dalam gejala-gejala seperti lalai/ pasif dan hiperaktif ditemukan sangat umum terjadi pada anak-anak dengan ASD (Ashburner, Ziviani & Rodger (2010).


Selain dengan masalah akademik, perilaku masalah di kelas berasal dari kesulitan dengan regulasi emosi, seperti frustrasi, keras kepala, dan amarah, sering didapti (Lecavalier, 2006).

Sarimski (2003) menyimpulkan bahwa ada beberapa karakteristik anak dengan hambatan emosi dan perilaku, yaitu;

  • Memiliki sedikit atau tidak ada teman sejati
  • Memiliki kesulitan bergaul dengan rekan sejawat
  • Menarik perhatian berlebihan pada diri mereka sendiri
  • Sangat takut pada hewan atau situasi tertentu
  • Takut dipisahkan dari ayah/ ibu
  • Panik dalam situasi baru atau jika terjadi perubahan
  • Cepat marah
  • Berbicara secara berulang tentang sesuatu yang terjadi di masa lalu
  • Merasa khawatir tentang hal-hal, jauh sebelum hal itu perlu dilakukan
  • Sisa terpendam dalam situasi baru atau jika terjadi perubahan
  • Keras kepala
  • Memiliki sedikit atau tidak perlu kontak dengan orang lain
  • Tidak mampu menyingkirkan hal-hal tertentu dari pikirannya
  • Terus-menerus merasa sesuatu yang beda
  • Tidak tahu kapan harus berhenti
Referensi:

Abaoud, A. A., & Almalki, N. S. (2015). Characteristics of Students with Emotional/Behavioral Disorders: Perspectives of General Education Teachers in Saudi Arabia. Psychology6(05), 525.
American Psychiatric Association. APA (2000). Diagnostic and statistical manual of mental disorders. DSM-IV-RT.
Ashburner, J., Ziviani, J., & Rodger, S. (2010). Surviving in the mainstream: Capacity of children with autism spectrum disorders to perform academically and regulate their emotions and behavior at school. Research in Autism Spectrum Disorders4(1), 18-27.
Hallahan, D. P., Kauffman, J. M., & Pullen, P. C. (2013). Exceptional Learners: Pearson New International Edition: An Introduction to Special Education. Pearson Higher Ed.
Harrower, J. K., & Dunlap, G. (2001). Including children with autism in general education classrooms: A review of effective strategies. Behavior modification25(5), 762-784.
McConaughy, S. H., Volpe, R. J., Antshel, K. M., Gordon, M., & Eiraldi, R. B. (2011). Academic and social impairments of elementary school children with attention deficit hyperactivity disorder. School Psychology Review40(2), 200.
Owens, J. S., Richerson, L., Beilstein, E. A., Crane, A., Murphy, C. E., & Vancouver, J. B. (2005). School-based mental health programming for children with inattentive and disruptive behavior problems: First-year treatment outcome. Journal of Attention Disorders9(1), 261-274.
Wagner, M., Kutash, K., Duchnowski, A. J., Epstein, M. H., & Sumi, W. C. (2005). The children and youth we serve: A national picture of the characteristics of students with emotional disturbances receiving special education. Journal of emotional and behavioral disorders13(2), 79-96.

Ingin mencari rujukan terbaru terkait pendidikan khusus dan pendidikan inklusif, maka ingat www.suryadisabilitas.com ya sobat.

Post a Comment for "Pengertian Anak dengan Hambatan Emosi Perilaku, Klasifikasi, dan Karakteristiknya."