Pengertian Tunanetra (Hambatan Penglihatan), Klasifikasi, dan Karakteristiknya.

Hambatan penglihatan adalah istilah yang menggambarkan orang yang tidak dapat melihat dengan baik bahkan dengan pembetulan (Farrell, 2017). Anak dengan hambatan penglihatan biasanya diklasifikasikan kepada tiga kategori berdasarkan kemampuan mereka menggunakan penglihatan mereka yaitu buta total (totally blind), buta secara fungsional (functionally blind) dan mempunyai penglihatan yang rendah (low vision) (Gargiulo & Metcalf, 2017).


Pengenalan Anak Berkebutuhan Khusus: Masalah Penglihatan (Tunanetra) - Visual Impairment
Gambar diambil dari google image

Seseorang yang diidentifikasi sebagai orang yang mengalami buta total (totally blind) kemampuan perabaan (taktil) dan pendengaran sebagai sumber utama pembelajaran. 

Mereka mungkin memiliki sedikit cahaya atau persepsi bentuk atau mungkin sama sekali tanpa penglihatan. Braille atau media perabaan lainnya biasanya merupakan sumber literasi yang dipilih. 

Pelatihan orientasi dan mobilitas sangat diperlukan untuk semua anak yang mengalami buta total. Murid dianggap buta secara fungsional (functionally blind) saat saluran utama belajar melalui taktil atau alat pendengaran. Mereka menggunakan sisa-sisa penglihatan mereka untuk mendapatkan informasi tambahan tentang lingkungan sekitar. Anak ini biasanya menggunakan braille sebagai media literasi utama (metode membaca yang paling sering dibaca) dan memerlukan latihan orientasi dan gerak tubuh. 

Selanjutnya seseorang digambarkan memiliki penglihatan yang lemah (Low Vision) saat gangguan penglihatan berinteraksi dengan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari. Sumber utama pembelajaran mereka adalah melalui sarana visual dengan perangkat resep dan non resep (kaca mata atau lainnya).

Media literasi sangat bervariasi sesuai dengan masing-masing individu sesuai dengan penggunaan penglihatan yang tersisa dan penggunaan alat bantu lihat. Pelatihan orientasi mobilitas diperlukan agar siswa dapat belajar menggunakan sisa penglihatan (penglihatan yang dapat digunakan).

Pada pendapat lain Bryant, Bryant, & Smith (2015) menyatakan bahwa ketika orang melihat secara normal, dua aspek penting dari penglihatan mereka bekerja dengan baik, ketajaman penglihatan (visual acuity) dan penglihatan tepi (peripheral vision). Masalah dapat terjadi pada salah satu atau kedua aspek penglihatan ini, yang mengakibatkan kecacatan.



Pengenalan Anak Berkebutuhan Khusus: Hambatan Penglihatan (Tunanetra) - Visual Impairment
Gambar diambil dari Google Image
Ketajaman visual (visual acuity) adalah seberapa baik seseorang dapat melihat pada berbagai jarak. Ketajaman visual normal diukur dengan seberapa akurat seseorang dapat melihat benda atau gambar sejauh 20 kaki. Penglihatan normal dikatakan 20/20. Seseorang yang penglihatannya diukur pada 20/40 dapat melihat pada 20 kaki apa yang orang tidak memerlukan koreksi visual (kacamata atau kontak lensa) dapat melihat jaraknya 40 kaki. Lebar bidang penglihatan seseorang, atau kemampuan untuk melihat benda-benda di luar garis penglihatan langsung, disebut penglihatan tepi (peripheral vision).

Gargiulo & Metcalf (2017) menyebutkan karakteristik anak dengan hambatan penglihatan adalah sebagai berikut;

1) Menggosok secara berlebihan terhadap mata.

2) Mata berair dan atau gatal.

3) Sensitifitas yang ekstrem terhadap cahaya.

4) Menyipitkan mata atau kedua mata.

5) Kesulitan melihat benda dari kejauhanan.

6) Memegang benda yang dekat dengan ke arah mata.

7) Mengeluhkan sering sakit kepala, pusing.

8) Berkedip berlebihan.

9) Memiringkan Kepala miring saat membaca.

10) Bengkak atau mata yang meradang.

11) Tulisan tangan yang buruk; kesulitan koordinasi mata.

12) Penampilan kikuk, gerakan canggung.

13) Rotasi mata ke dalam atau ke luar.

14) Mengeluhkan penglihatan yang kabur atau tidak beraturan.



Ingin mencari rujukan terbaru terkait pendidikan khusus dan pendidikan inklusif, maka ingat www.suryadisabilitas.com ya sobat.

Referensi

Farrell, M. (2017). Educating special children: an introduction to provision for pupils with disabilities and disorders (3th Ed.). Routledge.

Gargiulo, R. M., & Metcalf, D. (2017). Teaching in today’s inclusive classrooms: A universal design for learning approach. Nelson Education.

Bryant, D. P., Bryant, B. R., & Smith, D. D. (2015). Teaching students with special needs in inclusive classrooms. Sage Publications.

Post a Comment for "Pengertian Tunanetra (Hambatan Penglihatan), Klasifikasi, dan Karakteristiknya."